Friday 6 March 2015

SAUDARAKU ! JANGANLAH ENGKAU DEKATI ZINA


Melihat bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh praktek zina merupakan bahaya yang tergolong
besar, dan praktek tersebut juga bertentangan dengan aturan universal yang diberlakukan untuk
menjaga kejelasan nasab keturunan, menjaga kesuciandan kehormatan diri, juga mewaspadai
hal-hal yang menimbulkan permusuhan serta perasaan benci di antara manusia disebabkan
pengrusakan terhadap kehormatan isteri, putri, saudara perempuan dan ibu mereka. Dan ini jelas
akan merusak tatanan kehidupan. Melihat hal itu semua, pantaslah bahaya praktek zina itu -bobotnya- setingkat di bawah praktek pembunuhan.
Allah  juga menggantungkan keberuntungan seorang hamba pada kemampuannya dalam
menjaga "kehormatan"nya. Tak ada jalan menuju keberuntungan tanpa menjaga "kehormatan".
Allah  berfirman  dalam surat Al Mu'minun ayat 1  -  7 yang artinya :"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyu'
dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna, dan orang-orang yang me- nunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga
kemaluannya kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka
mereka itulah orang-orang yang melampaui batas." (Al-Mukminun: 1-7). 

Dalam ayat-ayat ini ada tiga hal yang diungkapkan, yaitu, pertama, bahwa orang yang tidak
menjaga kemaluannya, tidak akan termasuk orang yangberuntung, kedua , dia akan termasuk
orang yang tercela, dan ketiga, dia termasuk orang yang melampaui batas. Jadi, dia tidak akan
mendapat keberuntungan, serta berhak mendapat predikat "melampaui batas' dan jatuh pada
tindakan yang membuatnya tercela, padahal beratnya beban dalam menahan syahwat itu, lebih
ringan ketimbang menanggung sebagian akibat yang  disebutkan tadi.

Readmore → SAUDARAKU ! JANGANLAH ENGKAU DEKATI ZINA

IBNUL QOYYIM AL JAUZIYYAH

Readmore → IBNUL QOYYIM AL JAUZIYYAH

Thursday 19 February 2015

Al-i'tisham-Buku induk Pembahasan Bid'ah

Readmore → Al-i'tisham-Buku induk Pembahasan Bid'ah

BID'AH DAN SUNNAH


  

Al – I’TISHAM, BUKU INDUK PEMBAHASAN BID’AH DAN SUNNAH

Para sosiolog, politikus, dan sejarahwan dari berbagai negara sepakat
bahwa bangsa Arab tidak akan pemah bisa bangkit seperti yang pemah kita
saksikan, kecuali dengan keutuhan  Islam dan kemurniannya dalam
menyatukan dan memperbaiki kondisi, jiwa serta perilaku umat. Dahulu
kondisi yang indah, damai, dan kental dengan keislaman pernah ada, namun
kemudian menjadi goncang setelah melemahnya kaum muslim. Kemudian
timbul suara dari sebagian mereka yang akidah dan ibadahnya telah terkotori
bid'ah dengan menjadikan agama sebagai kambing hitam kemunduran.
Namun, lain halnya dengan orang yang melihat dengan mata hati keshalihan,
sebab ia berkeyakinan bahwa hanya agama yang sanggup membawa kebaikan dan
kesatuan, dan tidak mungkin menjadi penyebab kerusakan dan keruntuhan.
Mereka tidak sadar atau mungkin menyadari bahwa hal-hal baru yang dimasukkan
dalam akidah dan ibadah (bid'ah) telah menggerogoti kekokohon dan
keindahan dalam kesatuan umat. Bukan hanya kesatuan, namun hal itu juga
sanggup mendorong dan melemparkan umat ke dalam api neraka, sebab bid'ah
adalah sesat dan setiap yang sesat hanya bisa bermuara di neraka.
Berkaitan dengan hal tersebut kami memandang penting (kalau tidak
dikatakan sebagai keharusan) untuk mengkaji dan menerbitkan buku yang
semestinya menjadi panduan umat dalam membedakan antara bid'ah dan
sunnah, sebab keduanya memiliki pemisah yang sangat tipis dan cara
pelaksanaan yang terselubung.
Dalam buku ini —seperti yang ditandaskan oleh Muhammad Rasyid
Ridha— para pembaca akan menemukan sebagian kalimat yang berada di
antara dua tanda baca ini () dengan bentuk bold atau tanda baca lainya untuk
mencocokkan makna tulisan, sebab ia tidak akan cocok kecuali dengan
kalimat yang ditunjuk sebagai pengganti dari kalimat aslinya. Tujuannya adalah
untuk membedakannya dengan kalimat yang lain dan memberitahukan bahwa
kalimat tersebut termasuk bagian darirevisi. Para pembaca juga akan
menemukan tanda tanya pada sebagian tempat yang terdapat di antara dua
tanda kurung seperti ini (?) dengan bentuk bold, mengisyaratkan tentang
ketidakjelasan kalimat dengan redaksi yang ada, atau terdapat kesalahan,
tetapi belum diketahui kalimat aslinya. Namun yang perlu diketahui adalah
Muhammad Rasyid Ridha tidak selalu meletakkan tanda tersebut pada setiap
tempat yang terdapat kesalahan dan keraguan.
Kalau Muhammad Rasyid Ridha sebagai ulama besar dan pembaharu
dalam Islam masih merasa bingung dan ada bagian tertentu yang tidak dapat
ia fahami, maka dengan kerendahan hati kami memohon kontribusi positif
dan kritik yang membangun, agar buku induk yang membahas tentang bid'ah
dan Sunnah ini dapat menjadi panduan ummat dalam menjalankan syariat
yang suci dari dekil dan rona bid'ah.
Akhirnya, hanya kepada Allah kami memohon taufik dan hidayah,
sebab hanya mereka yang mendapat keduanya yang akan menjadi umat yang
selamat dan mengakui bahwa dalam hal-hal yang biasa itu terdapat sesuatu
yang luar biasa.

"Dan berpeganglah kamusemuanya kepada tali(agama)Allah, dan
janganlah kamu bercerai-berai." (Qs. Aali 'Imraan [3]: 103)
"Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka
sesungguhnya la telah diberi petunjuk kepada jalan yang Jurus."
(Qs. Aali 'Imraan [3]: 101)

Perbandingan antara ulama yang memiliki kemampuan berdiri sendiri
—dalam mendayagunakan keilmuannya— banyak kita jumpai pada dekade
awal, namun tidak demikian yang terjadi pada zaman belakangan ini. Imam
Asy-Syathibi misalnya, ia termasuk salah satu dari mereka yang berjumlah
sedikit itu, sehingga kita hanya menemukan sedikit sekali karya-karya sang
imam. Bisa kita lihat kitab Al Muwalaqat dan kitab Al l'tisham yang ada
pada tangan para pembaca sekalian, yang oleh para penyair disanjung
karena kedalamannya dalam menyampaikan,
Sedikit darimu adalah cukup bagiku Namun yang sedikit
darimu bukanlah sesuatu yang sedikit.
Penerbit Dar Al Kutub Al Khudaiwiyah telah menyuguhkan ribuan
tulisan yang sarat dengan khazanah-khazanah keilmuannya yang mungkin
akan membuat mata Anda lelah untuk menelaahnya.
Yang Anda lihat saat ini adalah karangan dan tulisan yang sangat
banyak, namun sebenarnya hanya mencakup hal penting yang sedikit, atau
yang memiliki kuantitas besar namun kurang berkualitas.
Adapun di dalam karya yang termasuk dalam jajaran yang sedikit,
akan Anda temukan keilmuan yang benar, yang tidak akanAnda dapatkan
pada buku atau karangan selainnya. Semua itu lantaran pertolongan Allah
kepada si pengarang, yangtidak diberikan kepada selain dirinya.
Kitab ini termasuk dalam salah satu kitab yang berjumlah sedikit. Oleh
karena itu, ia membawa wacana yang baik untuk ilmu dan pengetahuan
Islam secara menyeluruh. Hal ini tentu tidak lepas dari keterbukaan bagian
Administrasi Dar AlKutub AlKhudaiwiyah untuk mencetak kitab ini.
Para sosiolog, politikus, dan sejarawan dari berbagai negara sepakat
bahwa bangsa Arab tidak akan pernah bisa bangkit seperti yang pernah kita
saksikan kecuali karena pengaruh Islam dalam menyatukan suara,
memperbaiki kondisi, jiwa, dan perilakumereka. Namun kondisi yang indah
itu menjadi goncang setelah melemahnya kekuatan kaum muslim, dan
hilangnya kerajaan dan kebudayaan Islam. Kemudian sebagian mereka
menjadikan agama yang mereka anutsebagai kambing hitam kemunduran
mereka. Namun, lain halnya dengan orang yang melihat dengan mata hati,
bisa dipastikan ia akan yakin bahwa hanya agama yang sanggup membawa
kebaikan dan perbaikan, dan tidak mungkin agama menjadi penyebab
kerusakan dan keruntuhan, karena satu cacat tidak akan sanggup untuk
menjadi dasar dari berbagai macamcacat yang ada dan bertentangan.
Jika agama yang dianut kaum muslim memiliki pengaruh yang tidak
baik bagi kaum muslim pada dekadeterakhir, maka sudah tentu hal itu
dikarenakan satu sisi, tetapi bukan sisi yang telah menyebabkan kebaikan
kondisi kaum muslim terdahulu. Sisi lain tersebut tidak lain adalah bid'ah dan
hal-hal baru lainnya yang sanggup memecah belah kesatuan mereka dan
menyingkirkan mereka dari jalan yang lurus.
Oleh karena itu, menguak permasalahan bid'ah dan sesuatu yang baru
merupakan hal yang sangat penting dan bermanfaat bagi kaum muslim untuk
urusan agama dan dunia mereka, yang sekaligus akan menjadi pertolongan
terbesar bagi mereka yang menyuarakan reformasi Islami. Telah banyak ulama
yang menuliskan pendapat mereka tentang bid'ah, dan kebanyakan berkisar
tentang buruknya bid'ah, perintah untuk menjauhinya, dan bantahan
terhadap para pelakunya. Akan tetapibeberapa kelompok saling berbantah
dan menganggap kelompoknya benar sedangkan yang lain sesat dan
melakukan bid'ah, baik karena mereka melakukan bid'ah dalam agama atau
karena mereka tidak mengetahui maqasid-nya, atau karena mereka tidak
bersikap lentur dalam memandang dan mengamalkan nash.
Dalam hal ini kami tidak mengetahui ada seseorang yang mendapat
petunjuk seperti yang diperoleh Al Imam Abu Ishak Asy-Syathibi dalam riset
ilmiah yang menjadi dasar terbentuknya tema buku ini yang kemudian terbagi
menjadi beberapa bab yang berisi pembahasan-pembahasan.
Seandainya kitab ini dikarang tidak pada masa kemunduran umat
Islam dalam hal keilmuan dan agama, maka kitab ini pasti akan menjadi
dasar kebangkitan baru untuk menghidupkan Sunnah dan memperbaiki
tatanan akhlak serta sosial kemasyarakatan. Akan tetapi penulis kitab ini
—yang juga penulis kitab Al Muwafaqat— termasuk dalam pembaharupembaharu yang luar biasa dalam Islam. Tidak ada yang menandingi
kecermatannya dalam menuangkan buah pikiran. la seperti si bijak dalam
ilmu sosial kemasyarakatan; Abdurrahman Ibnu Khaldun. Keduanya
membawa karya yang tidak dapat diungguli oleh seorang pun sebelumnya.
Namun sayang sekali, umat tidak banyak memanfaatkan ilmu mereka
sebagaimana mestinya.
Kitab Al Muwafaqat tidak tertandingi dalam penyusunan bab-babnya
(ushul fikih, hukum syariah dan rahasia-rahasianya). Demikian juga dengan
kitab Al Itisham, sehingga isi kitab tersebut sangat menyenangkan dan
memuaskan, walaupun penulisnya — semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepadanya— belum menyelesaikan penulisannya.
Penulis memulai tulisannya dengan pembukaan tentang keanehan
Islam saat awal kemunculannya dan hadtts, "Bada 'al islaamu ghariibari"
(Islam muncul —dianggap— aneh). Dengan hal tersebut ia memberi isyarat
yang mendasar dan berdasar.
Pembahasan-pembahasan yang ada dalam buku ini terbagi menjadi
sepuluh bab:

Bab I: Definisi, penjelasan arti, dan pengambilan kata bid'ah dari segi
lafazh.
Bab II: Tercelanya bid'ah dan buruknya tempat kembali para pelaku
bid'ah.
Bab II: Tentang umumnya celaan terhadap bid'ah dan hal-hal baru
dalam agama.
Bab IV: Sumber pengambilan ahli bid'ah dalam berdalil.
Bab V: Hukum bid'ah hakikiyah dan idhafiyah  serta perbedaan
keduanya.
Bab VI: Hukum-hukum bid'ah tidak hanya satu macam.
Bab VII: Bid'ah masuk dalam perkara adat atau hanya perkara ibadah.
Bab VIII: Perbedaan antara bid'ah, al maslahat al mursalah, dan
istihsan.
Bab DC: Sebab-sebab terpecahnya kelompok yang membuat bid'ah di
kalangan umat Islam.
Bab X: Penjelasan makna shirathal mustaqim yang diselewengkan
oleh ahli bid'ah kemudian mereka tersesat setelah adanya petunjuk yang jelas.
Pada bab-bab tersebut terdapatpermasalahan-permasalahan yang
mempunyai kemiripan dalam pembahasannya. Dalil-dalilnya juga banyak yang
berbenturan. Dikarenakan banyaknya syubhat (sesuatu yang telah tercampur
sesuatu sehingga tidak memungkinkan untuk menghukuminya halal) serta
banyaknya pendapat-pendapat yang berusaha menerangkan tema yang sedang
dibahas, maka sangat lumrah jika sulit merumuskan tema buku ini,
L
X Al I'tisham
sulit untuk memisahkan antara permasalahan inti dengan permasalahan
tambahan, kecuali bagi mereka yangmempunyai mata batin yang kuat,
seperti yang dimiliki oleh penulis. Buku ini juga  menyajikan dasar
pemahaman yang luas, penyajian kata yang kuat, dan ketepatan serta
kefasihan bahasa dalam pengungkapannya.
Permasalahan yang paling rumit dalam pembahasan ini diantaranya
adalah perkara Sunnah dan mustahabbah (disukai). Suatu pekerjaan
digolongkan bid'ah bisa karena sifat-sifatnya atau cara mengerjakannya,
seperti cara mengerjakan shalat yang kemudian melazimkan diri mereka
untuk berhenti sejenak untuk berdzikir atau mengucapkan doa-doa yang
ma 'tsur (diterima secara turun-temurun) secara bersama-sama, lalu lama
kelamaan mereka menggolongkannya sebagai salah satu syiar agama,
sehingga mereka menganggap orang-orang yang menentang mereka atau
yang meninggalkan hal tersebut sebagai orang yang ingkar terhadap agama.
Penulis berbicara panjang lebar tentang bid'ah dan memunculkan
semua bentuk syubhat (hal yang meragukan) dalam permasalahan tersebut,
kemudian menyerangnya dengan kritikan-kritikan, lalu pada akhirnya ia
memberi solusi tepat terhadap permasalahan tersebut.

Readmore → BID'AH DAN SUNNAH

Wednesday 18 February 2015

101 BUKTI YESUS BUKAN TUHAN




Perlu kita sadari bersama bahwa selama ini sering terjadi perbedaan pendapat antara muslim dan Nashrani pada umumnya yaitu dikarenakan kesalahpahaman persepsi tentang siapa Yesus yang sebenarnya.
Hampir semua umat Kristiani di dunia ini beranggapan bahwa Yesus itu adalah Tuhan, sementara umat Islam dimanapun mereka berada, tidak ada satupun diantara mereka yang beranggapan Yesus sebagai Tuhan.
Sebagai Mantan Diplomat Indonesia, sudah cukup banyak Negara di dunia ini yang pernah saya singgah. Ternyata cukup banyak kaum intelek mereka yang tidak percaya lagi Yesus sebagai Tuhan. Bahkan sebagian ada yang mengatakan bahwa God was die (Tuhan telah mati). Lebih ironis lagi di Belanda, lebih ari 50% mereka telah keluar dari agama Kristen dan menyatakan tidak beragama, karena mereka ingin menghidar dari perpuluhan yang tiap bulan dipotong langsung dari gaji mereka. Hal ini terjadi karena mereka sudah tidak meyakini lagi Yesus sebagai Tuhan. Makanya tidak heran jika diluar negeri yang masuk Gereja hanyalah kakek-kakek dan nenek-nenek serta anak-anak kecil saja, bila anak muda risih ke Gereja, mereka merasa risih karena akan dianggap "too young" (Terlalu muda) karena Gereja hanya di isi oleh kakek nenek yang tinggal menghabisi sisa-sisa umur mereka dan anak kecil yang tidak paham.
Cukup banyak data menunjukkan bahwa di luar negeri sudah banyak gereja-gereja dujual karena ditinggalkan jemaatnya, dan ada sebagaian yang dibeli umat Islam dan telah dijadikan Masjid.
Oleh sebab itu, tidaklah berlebihan jika buku yang ditulis oleh rekan saya bapak Insan LS Mokognta menarik sekali kita simak, karena argument yang disampaikan beliau begitu rasional, mudah dicerna. Ebih menarik lagi karena pak Insan LS Mokoginta ini adalah seorang Muallaf mantan Kristen Katolik.
Bukan hanya buku ini saja yang perlu kita baca, apabila kita ingin mengetahui lebih dalam tentang Ilmu Kristologi, terutama bila kita ingin mendakwahkan kebenaran agama Islam kepada mereka yang non muslim. Ada lebih sepuluh judul yang beliau tulis dan ada juga VCD perdebatan beliau yang perlu kita miliki apabila ingin berdakwah dikalangan ummat Kristiani.
Buku ini sangat baik dipakai oleh para da'i maupun siapa saja, terutama dalam meluruskan kesalahpahaman terhadap siapa diri Yesus itu yang sebenarnya menurut Al Qur'an & Al kitab.
Saya yakin buku ini akan memberikan andil yang besar dalam dunia dakwah, terutama di kalangan saudara-saudara kita kaum Nasrani.

Alhamdulillah, saya bersyukur ke hadirat Allah SWT, di usiaku yang sudah uzur 89 tahun, ternyata masih sempat saya membaca dan menyaksikan bahkan memberikan sambutan dalam buku yang ditulis saudaraku Insan LS Mokoginta yang muallaf mantan Kristen Katolik ini.
Saya bangga dengan hasil karya beliau, karena judul buku ini sangat menarik sekali dibaca oleh siapapun baik ummat Islam apalagi ummat Kristiani.
Banyak penulis buku yang telah menulis seri kajian Kristologi seperti ini, namun tidak sekomplit dan sebanyak 101 Alasan seperti yang ditulis oleh saudara Insan LS Mokoginta dalam buku ini. Argument-argument beliau sangat rasional, logis, mudah dipahami dan berdasarkan ayat-ayat dalam dua kitab suci yang berbeda, yaitu kitab suci Al Qur'an dan Alkitab atau Bibe.
Saya sangat berharap agar buku ini bisa diterjemahkan dalam berbagai bahasa, terutama bahasa Inggris, agar bisa dibaca dan dipahami oleh bangsa lain dimanapun mereka berada.
Salah satu persoalan keimanan yang paling mendasar yang sangat berbeda antara Islam dan Kristen, yaitu masalah ketuhanan Yesus. Ummat Kristiani menyakini 100% bahwa Yesus adalah Tuhan, sementara bagi semua ummat Islam, meyakini 100% bahwa Yesus (Nabi Isa as) hanya sebagai Nabi atau Rasul Allah. Perbedaan tersebut hanya bisa diluruskan apabila ummat Kristiani mau membaca dan mengkritisi serta mengamalkan isi kandungan buku sekecil ini.
Cukup banyak saudar-saudara kita ummat Kristiani yang terpelajar mendapat hidayah masuk Islam setelah mereka mempelajari dan mengkritis kitab suci mereka sendiri. Untuk itu saya yakin buku ini akan banyak memberikan manfaat bagi kita semua dalam memahami kedudukan Yesus (Isa as) yang sebenarnya menurut Al Qur'an dan Alkitab, apalagi terhadap saudara-saudara kita yang Nasharni.
Seandainya ummat Kristiani mau benar-benar membaca dan menggunakan akal sehat, insya Allah jurang pemisah antara Islam dan Kristen akan semakin dekat, kehidupan sesame ummat beragama akan semakin harmonis.
Sebenarnya sudah sangat terlambat bagi kita ummat Islam menyampaikan pesan-pesan Allah dalam Al Qur'an, sebagaimana dulu Rasulullah saw mendakwahkan Islam kepada orang-orang Nasrani. Maka sekarang sudah saatnya kita menyampaikan, menyeru dan mengajak mereka ke dalam Islam, sebagaimana Rasulullah mengirim surat ajakan masuk Islam terhadap raja Heraclius di Roma. Dalam surat tersebut beliau (Nabi Muhammad saw) mengutip Qs 3 Ali Imran 64 sebagai berikut :
"Katakanlah, "Hai Ahli Kitab, marilah kita kepada kalimat (yang sebenarnya) sama antara kami dengan kamu (yaitu) bahwa tidak kita sembah selain Allah, dan tidak kita mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun juga. Dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagaian yang lain sebagai Tuhan selain dari Allah,". Maka jika mereka berpaling, katakanlah, "Saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah muslim."

Perintah Allah tersebut, benar-benar Rasulullah laksanakan dan sampaikan kepada Ahli Kitab. Tapi sayangnya perintah kepada Ahli Kitab tersebut, sangat sedikit sekali da'i kita mau sampaikan, mengajak dan mendakwahkannya kepada Ahli Kitab agar mereka mau menerima Islam sebagai agama yang haq. Saya yakin buku ini besar sekali manfaatnya dalam dakwah 

Readmore → 101 BUKTI YESUS BUKAN TUHAN

KRISTOLOGI

Readmore → KRISTOLOGI

Saturday 14 February 2015

TAFSIR IBNU KATSIR

  1. Tafsir_Ibnu_Katsir_Juz_I_Al_Fatihah_-_Al_Baqoroh.pdf
  2. Tafsir_Ibnu_Katsir_Juz_2_Al_Baqoroh_142_-_252.pdf 
  3. Tafsir_Ibnu_Katsir_Juz_3_Al_bqoroh_253_-_Ali_Imrom_91.pdf
  4. Tafsir_Ibnu_Katsir_Juz_4_Ali_Imron__92_-_An_nisa_23.pdf
  5. Tafsir_Ibnu_Katsir_Juz_5_An_nisa_24_-_An_nisa_147.pdf
  6. Tafsir_Ibnu_Katsir_Juz_6_An_nisa_148_-_Al_Maidah_82.pdf
  7. Tafsir_Ibnu_Katsir_Juz_8_Al_An'am_111_-_Al_A'rof__87.pdf
  8. Tafsir_Ibnu_Katsir_Juz_9_Al_A'rof_88_-_Al_Anfal_40.pdf
  9. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_At_Taubah.pdf
  10. Tafsir-Ibnu-Katsir-Surat-Yunus.pdf
  11. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Huud.pdf
  12. Tafsir-Ibnu-Katsir-Surat-Yusuf.pdf
  13. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Adz_Dzariyat.pdf
  14. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al_Ahqaaf.pdf
  15. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al_Hadid.pdf
  16. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al_Hujurat.pdf
  17. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al_Hujurat.pdf
  18. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al_Kahfi.pdf
  19. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al_Qomar.pdf
  20. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al_Waqi;ah.pdf
  21. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al-Anbiyaa.pdf
  22. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al-Anbiyaa.pdf
  23. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al-Fath.pdf
  24. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al-Hajj.pdf
  25. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Al-Mu;minuun.pdf
  26. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_An_Najm.pdf
  27. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Ar_Rahman.pdf
  28. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Ath_Thur.pdf
  29. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Maryam.pdf
  30. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Muhammad.pdf
  31. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Mumtahanah.pdf
  32. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Qaaf.pdf
  33. Tafsir_Ibnu_Katsir_Surat_Thoha.pdf
  34. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-haqqoh.pdf
  35. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-hasyr.pdf
  36. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-insan.pdf
  37. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-jin.pdf
  38. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-jumuah.pdf
  39. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-maarij.pdf
  40. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-mudatsir.pdf
  41. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-mujadilah.pdf
  42. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-mulk.pdf
  43. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-munaafiqun.pdf
  44. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-muzammil.pdf
  45. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-qiyamah.pdf
  46. tafsir-ibnu-katsir-surat-al-qolam.pdf
  47. tafsir-ibnu-katsir-surat-ash-shaf.pdf
  48. tafsir-ibnu-katsir-surat-at-tahrim.pdf
  49. tafsir-ibnu-katsir-surat-ath-thoghabun.pdf
  50. tafsir-ibnu-katsir-surat-ath-tholaq.pdf
  51. tafsir-ibnu-katsir-surat-nuh.pdf
  52. tafsir ibnu katsir surat al_adiyat.pdf
  53. tik-srt-101-al-qaari_ah.pdf
  54. tik-srt-104-al-humazah.pdf
  55. tik-srt-105-al-fiil.pdf
  56. tik-srt-106-quraisy.pdf
  57. tik-srt-107-al-maa_uun.pdf
  58. tik-srt-108-al-kautsar.pdf
  59. tik-srt-109-al-kafiruun.pdf
  60. tik-srt-110-an-nashr.pdf
  61. tik-srt-112-al-ikhlas.pdf
  62. tik-srt-78-an-naba_.pdf
  63. tik-srt-79-an-naazi_at.pdf
  64. tik-srt-81-at-takwir.pdf
  65. tik-srt-83-al-muthaffifiin.pdf
  66. tik-srt-86-ath-thaariq.pdf
  67. tik-srt-88-al-ghaasyiyah.pdf
  68. tik-srt-89-al-fajr.pdf
  69. tik-srt-91-asy-syams.pdf
  70. tik-srt-94-aalamnasyrah.pdf
  71. tik-srt-95-at-tiin.pdf
  72. tik-srt-96-al_alaq.pdf
  73. tik-srt-97-al-qadr.pdf
  74. tik-srt-98-al-bayyinah.pdf
  75. tik-srt-99-al-zalzalah.pdf
Readmore → TAFSIR IBNU KATSIR

Thursday 29 January 2015

e-book islam

Readmore → e-book islam

RINGKASAN SHOHIH BUKHORI

Readmore → RINGKASAN SHOHIH BUKHORI